Di masa mudanya, Jeff tidak lepas dari kata perjuangan. Ia pernah bekerja di restoran cepat saji McDonald’s pada usia 16 tahun.
Di sana ia belajar banyak hal, tidak hanya terkait memasak makanan. Salah satunya terkait melayani pelanggan yang datang.
Ia memperhatikan segala detail selama bekerja. Terutama Jeff tertarik dengan otomatisasi pekerjaan melalui mesin.
Jeff mengaku senang memperhatikan manajernya saat bekerja di McDonald’s. Selama itu ia belajar tentang kepemimpinan yang baik.
Manajernya selalu tenang dan tidak terburu-buru, bahkan saat banyak pelanggan. Mereka tetap dapat bersenang-senang saat bekerja.
Jeff adalah sosok yang cerdas. Ia memperhatikan detail kecil pekerjaannya. Seperti cara memanggang patty burger, penggunaan mesin otomatis, dan momen yang pas untuk mengangkat kentang dari penggorengan.
Semua perhatiannya itu ternyata bermanfaat untuk pekerjaannya sekarang. Ia menyadari dalam bisnis hal yang paling penting adalah pelayanan.
Setelah mendirikan Amazon, pelayanan kepada pelanggan menjadi prinsip utamanya. Jeff yakin setiap orang dapat belajar apa saja dari mana saja. Dengan demikian, ilmu dapat diperoleh dari mana pun dan bisa diaplikasikan di masa mendatang.
Lulus dari kuliah, Jeff menerima tawaran bekerja di perusahaan yang menawarkan gaji tinggi. Ia juga sempat bekerja di perusahaan pialang saham ternama. Walaupun statusnya hanya karyawan biasa, posisinya menjanjikan.
Namun ia tetap tidak puas. Ia ingin berkarier di bidang teknologi. Jeff pun mengundurkan diri dari perusahaan investasi Bankers Trust. Setelah itu ia pulang ke kampung halamannya.
Jeff menggunakan tabungan ibunya. Ia hendak mengembangkan bisnis teknologinya sendiri. Dari sini Amazon.com lahir pada 1995.
Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi https://www.modalrakyat.id/blog/kisah-sukses-jeff-bezos
Di akhir 1993, Jeff ingin mendirikan toko buku online. Ia meninggalkan pekerjaannya dan membuat Amazon.com di garasinya pada 5 Juli 1994. Perusahaannya di-setting di sebuah tempat reservasi suku Indian dekat San Fransisco untuk menghindari bayar pajak.
Awalnya ia ingin menamai bisnis tersebut Cadabra, tetapi kemudian digantinya menjadi Amazon, sesuai nama sungai raksasa di Amerika Selatan. Pasalnya Amazon diawali huruf A, huruf pertama dalam alfabet.
Saat itu pencarian di mesin pencari berdasarkan alfabet, sehingga nama berawal A akan muncul di bagian atas mesin pencari.
Selain itu, ia berharap Amazon akan mengikuti asal-usul namanya, yakni menjadi toko buku online terbesar. Awalnya Jeff hanya bermodalkan 300.000 Dollar AS dari orang tuanya yang kemudian diinvestasikan ke Amazon.
Banyak investor yang memperingatkan ada kemungkinan 70 persen Amazon akan gagal atau bangkrut. Walaupun awalnya berdiri sebagai toko buku online, Jeff mengekspansi dengan menjual produk-produk lain.
Tiga tahun setelah didirikan, Jeff membuatnya perusahaan publik lewat initial public offering (IPO). Hal itu dilakukannya untuk menangkis kritik dari Fortune dan Barron’s. Jeff meyakini pertumbuhan internet akan mengalahkan retail buku besar lainnya seperti Borders dan Barnes & Noble.
Pada 1998, Jeff memperluas penjualan. Ia kini menjual musik dan video secara online. Pada akhir tahun ia mengekspansi produk perusahaan menjadi barang kebutuhan lainnya.
Pada 2002, Jeff meluncurkan Amazon Web Services. Layanan tersebut mengkompilasi data mulai dari cuaca sampai traffic website. Pada akhir 2002, pengeluaran yang besar membuat revenue stagnan.
Perusahaan nyaris bangkrut. Jeff menutup kanal distribusi dan memberhentikan 14 persen karyawannya.
Pada 2003 Amazin kembali bangkit dari ketidakstabilan keuangan dan memperoleh profit 400 juta Dollar AS. Pada November 2007, Jeff meluncurkan Amazon Kindle. Ia ingin menciptakan pengalaman membaca yang layaknya pengalaman bermain video game.
Jeff menandatangani kontrak senilai 600 juta Dollar AS dengan Central Intelligence Agency (CIA) untuk Amazon Web Services pada 2013. Pada Oktober tahun yang sama, Amazon dikenal sebagai retailer belanja online terbesar di seluruh dunia.
Seiring bertumbuhnya Alibaba di Tiongkok, Jeff mulai menunjukkan ketertarikan untuk mengekspansi bisnis ke India.
Pada 27 Juli 2017, Jeff Bezos mengalahkan co-founder Microsoft Bill Gates dengan menjadi orang terkaya di dunia. Saat itu diperkirakan jumlah kekayaannya 90 miliar Dollar AS. Pada 24 November 2017, untuk pertama kalinya hartanya melebihi angka 100 miliar Dollar AS.
Ia pun disebut sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes pada 6 Maret 2018. Kekayaannya mencapai 112 miliar Dollar AS.
Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi https://www.modalrakyat.id/blog/kisah-sukses-jeff-bezos