Afghanistan mengalami krisis ekonomi mengerikan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan mereka dari tangan AS dan sekutunya tahun lalu. Bantuan asing yang menjadi andalan praktis berhenti dalam semalam dan Afghanistan terkena sanksi, GS508 seperti layanan transfer bank yang terhenti yang melumpuhkan sektor perdagangan.
Sekitar empat dari 10 orang Argentina menjadi orang termiskin. Bahkan, jutaan orang bertahan hidup dari dapur umum lewat program kesejahteraan dan bantuan sosial. Kejatuhan ekonomi Argentina terjadi setelah bank sentral negara kehabisan cadangan devisa karena pelemahan mata uang peso Argentina. Diproyeksikan, inflasi tahun ini mencapai lebih dari 70 persen.
Negara kecil yang terkurung daratan di Asia Tenggara ini sebetulnya mencatat pertumbuhan ekonomi tercepat sebelum pandemi Covid-19 melanda. Tetapi, sejak pandemi, utangnya melompat persis seperti yang dialami Sri Lanka. Kemudian, Laos juga terpaksa mengemis restrukturisasi utang bernilai miliaran dolar AS.
Lebanon juga menderita karena mata uangnya jatuh hingga 90 persen. Belum lagi, lonjakan inflasi, yang berakibat pada krisis pangan dan krisis energi. Lebanon menderita krisis ekonomi akibat perang saudara yang panjang, yang menghambat pemulihan negaranya dan disfungsi pemerintah, serta serangan teror.
Lebih parahnya, Lebanon gagal membayar utang mereka senilai 90 miliar dolar AS. Rasio utangnya pun meningkat 170 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Bank Dunia mengatakan krisis ekonomi Lebanon menempati peringkat salah satu yang terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun.